Rabu, 17 Juni 2009

kehidupan masyarakat desa Nogosari Lumajang

Sama halnya dengan masyrakat pedesaan pada umumnya. Didesa Nogosari kecamatan Rowokangkung kab Lumajang Jatim, yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai buruh tani. Tidak hanya sebagai buruh saja tetapi para kaum hawa sering kali bekerja mencarai sisa sisa padi di areal persawahan yg baru saja dipanen atau istilah jawanya " NGASAK ". Nah dari hasil inilah yang mereka buat seebagai bahan makanan pokok. Betapa sulitnya kehidupan rata -rata bagi para kaum buruh yang hidupnya serba kekurangan. Sebelum hasil " NGASAK " tadi dimasak mejadi nasik mereka terlebih dahulu menjemur hingga kering dan menggilingnya untuk menghilangkan kulit ari dari biji padi tsb, baru bisa dimasak menjadi nasi. Selain itu masyarakat disana kebanyakan bekerja sebagai buruh di lahan perkebunan tebu milik pabrik gula Jatiroto yang luasnya ber hektar - hektar. Merekat berja sebagai burh tanam, klentek, bajak, tebang, siram dan lain sebagainya. Gaji yg mereka dapatkan tidak sepadan dengan pekerjaan yg mereka kerjakan. Bahkan mereka rela berangkan mulai sebelum terbitnya fajar dan pulang di sang hari yg hanya diupahi sebesar Rp 3000,- saja sehari , belum lagi jika sore hari mereka harus kembali lagi bekerja. Dengan penghasilan yang sangat minim dan harga kebutuhan pokok yang terus melambung tinggi, ini sangat menyulitkan bagi kehidupan para masyarakat disana. Untuk mengatasi masalah tsb banyak warga masyarakat yang memutuskan untuk keluar dari daerah tsb dengan bekerja di luar pulau, luar kota atau luar negri sekalipun demi bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Nah sangat pilu sekali jika melihat dan mendengar langsung apa yg mereka katakan dan sampaikan. Kapan hidup semua rakyat di bangsa Indonesia ini makmur, tidak lagi ada masyarakat yg hidupnya serba kesusahan dan terpruk dalam kerasnya kehidupan. hendra